RASIO ZOOM
Resolusi gambar : Resolusi gambar secara umum dinyatakan dalam satuan Mega Pixel, yang menyatakan kuantitas maksimum pixel untuk setiap image yang dihasilkan dari kamera. Penerapannya adalah semakin besar pixel semakin besar ukuran gambar yang mampu dicetak pada kualitas optimal.Jadi belum tentu kita membutuhkan kamera dengan mega pixel yang besar. Sebagai contoh, hubungan antara mega pixel dan ukuran gambar guideline :Image dengan ukuran 3888 x 2592 pixel = 10Mpixels mampu dicetak maksimal dengan resolusi optimum pada ukuran 54 inch x 36 inch (137cm x 92 cm) dengan resolusi 72 pixel/inch.
Zoom : Seperti yang sudah disinggung tadi ada dua jenis zoom dalam kamera digital pocket (tidak berlaku untuk kamera DSLR). Produsen biasanya mengiklankan kameranya dalam bentuk zoom total, jadi hati-hati. Zoom Optical adalah tipe zoom yang murni oleh lensa kamera, sedangkan zoom digital adalah tipe zoom yang dilakukan dengan memanipulasi gambar dengan software di dalam kamera dan zoom digital akan mengorbankan resolusi dari gambar (menurunkan resolusi). Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Jadi pilih kamera yang memberikan optical zoom yang sebesar mungkin.
ISO
ISO adalah satuan kesensitivan sensor (film) kamera terhadap intensitas foton/cahaya. Pengaturan ISO seringkali diperlukan sesuai kondisi cahaya yang tersedia. Oleh karena itu kamera dengan opsi pengaturan berbagai harga ISO diutamakan dalam memilih kamera. Besar pilihan ISO yang umum dalam kamera digital saat ini dari 100 hingga 1600.
Lensa : Lensa berfungsi bagaikan kornea dari mata kita. Oleh karena itu memilih kamera dengan lensa yang baik tentu saja menjadi pertimbangan yang baik pula. Leica dan Carl Zeiss adalah dua merk terkenal dalam dunia optik kamera yang layak dipertimbangkan.
Baterai : Pilih kamera dengan baterai Li-on (lithium ion) yang sangat praktis dan tahan lama (baik waktu operasional maupun umur pakai) dibanding jenis baterai lainnya pada saat ini. Baterai jenis ini juga biasanya disertai charger yang memudahkan pengisian kembali arus listrik ke dalam baterai.
Media penyimpan file : Pertimbangkan jumlah gambar yang ingin lu ambil dalam satu kali penyimpanan. Media penyimpan 2GB mampu menyimpan file gambar hingga sekitar 500 untuk kamera 10 Mega pixels.
Fitur dan Kemudahan operasi : Pertimbangkan fitur-fitur lain yang menarik, seperti jenis-jenis program pengambilan foto, pengaturan saturasi/white balance/dll, support software. Pertimbangkan kemudahan pengoperasiannya.
jarak fokus lensa kamera kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal adalah kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan sama persis seperti apa yang ia lihat. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film.Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
1 Komponen Kamera SLR
1.1 Pembidik
1.2 Jendela Bidik
1.3 Lensa
1.4 Macam-macam lensa
1.4.1 Fokus
1.5 Kecepatan rana
1.6 Diafragma
2 Depth of Field
3 Pencahayaan
4 Perkembangan Kamera SLR
5 Pranala luar
6 Referensi
Komponen Kamera SLR
Pembidik
Salah satu bagian yang penting pada kamera adalah pembidik (viewfinder). Ada dua sistem bidikan, yaitu:jendela bidik yang terpisah dari lensa (Viewfinder type)bidikan lewat lensa (Reflex type).
Kamera SLR, sesuai dengan namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up dengan menggunakan kamera viewfinder.
Jendela Bidik
Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan pencahayaan (exposure).LensaDalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.
Macam-macam lensa
Lensa Standar.
Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens).
Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Lensa Fish Eye.
Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
Lensa Tele.
Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
Lensa Zoom.
Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
Lensa Makro
Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.
Fokus
Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.Kecepatan ranaKecepatan rana (shutter speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi.
Kecepatan rana adalah kecepatan shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik.Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik.Sedangkan B artinya bulb, yaitu jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka shutter menutup.Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi(shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).Speed cepatSpeed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.Speed lambatJika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur)
jarak fokus lensa
Jarak fokus atau jarak pumpun (bahasa Inggris: focal length) adalah ukuran jarak antara elemen lensa dengan permukaan film (atau sensor digital) pada kamera.Lensa dengan panjang fokal besar akan memberikan sudut pandang yang sempit sehingga sebuah objek pada jarak jauh akan nampak menjadi lebih besar di dalam foto. Sebaliknya lensa dengan panjang fokus kecil memberikan sudut pandang tangkap lebih luas dan menyebabkan objek mendapat porsi lebih kecil di dalam foto. Panjang fokal yang bisa berubah-ubah sering diistilahkan dengan zoom (perbesaran)
kinerja dan peran penting lensa kamera
Kamera
Tidak seperti yang diiklankan penjualnya, ukuran Megapiksel sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Dua Megapiksel sudah lebih dari cukup untuk kamera digital poket. Daripada membeli kamera bermegapiksel terlalu besar, lebih baik utamakan fasilitas seperti autofokus, optical zoom, pengatur shutterspeed, bukaan, dan pajanan, atau white balance.Kamera tipis dirancang hanya untuk alasan kepraktisan. Ada efek samping dari hal ini, yaitu masalah kualitas. Kamera tebal besar bagaimanapun akan menghasilkan gambar lebih baik daripada kamera tipis dan ringan.Kamera telepon seluler sebesar apapun Megapikselnya akan menghasilkan gambar buruk. Lebih baik gunakan kamera poket biasa, walaupun harganya lebih murah.
Scanner
Jika tidak untuk diolah lebih lanjut, ketajaman 300 dpi sudah cukup. Daripada membeli scanner yang lebih tinggi daripada itu, lebih baik mempertimbangkan scanner dengan fasilitas pemindaian negatif film.Perhatikan jamur putih di permukaan kaca scanner. Scanner mahal berjamur tidak kalah buruk kualitasnya dibanding scanner murahan.Scanner memiliki banyak keterbatasan. Terkadang lebih baik memotret langsung suatu benda dengan kamera daripada menggunakan scanner.MonitorMonitor mahal tidak terlalu berguna jika tidak menggunakan setting warna dan gamma yang benar. Akibatnya pengguna lain yang tidak mengikuti setting monitor anda mungkin akan melihat gambar tersebut dalam keadaan buruk.Monitor kecil untuk laptop walaupun mahal akan mempersulit kerja dan menyakiti mata. Walaupun terkesan lebih murahan, lebih baik gunakan yang daya pandangnya luas.Bekerja dengan alatKameraPastikan fisik anda dalam keadaan bugar saat memotret.Tripod mini sudah dijual dengan harga murah. Hasilnya jauh lebih baik daripada fasilitas antishake yang disediakan kamera.
ISO bukanlah ukuran kualitas gambar. Sebaliknya semakin tinggi angka ISO, semakin pecah gambar yang dihasilkan. Gunakan ISO tinggi hanya untuk memotret di tempat yang minim cahaya.Hati-hati dengan shutterspeed di bawah 1/30 detik. Pertimbangkan menggunakan tripod atau blitz.Cahaya memegang peran penting saat memotret. Atur sedemikian rupa agar hasilnya maksimal.Gunakan fasilitas makro (jika tersedia) saat memotret benda kecil atau mengambil tekstur dari dekat.Bersihkan bagian luar lensa dengan pembersih yang disarankan. Hindari membersihkan dengan cairan apapun. Bagian dalam kamera biasanya sudah dirancang untuk tidak dibersihkan.Kamera adalah benda ringkih, ikuti buku petunjuk dengan teliti dan rawat dengan benar.ScannerJika memindai hasil cetakan seperti majalah, stiker, atau tabloid, gunakan descreen JIka tidak membutuhkan tujuan khusus, sebaiknya hindari mengoreksi warna scanner. Set brightness, contrast, dan color balance ke 0.Daripada memutar gambar dengan software yang bisa menyebabkan kerusakan gambar, lebih baik perbaiki posisi gambar di dalam scanner.Memaksimalkan piranti lunakPastikan perangkat lunak pengolah gambar anda selalu up to date. Tetapi pertimbangkan pula kadang versi terbaru hanya akan berisi fasilitas yang memberatkan komputer anda tanpa pernah dimanfaatkan.Jika menggunakan produk adobe, manfaatkan fasilitas adobe gamma loader yang akan muncul saat pertama kali memasang di komputer. Ikuti petunjuknya dengan teliti.Manfaatkan fasilitas cropping, brightness-contrass adjustment, dan color balance dengan baik.
Hasilnya sering di luar dugaan.Kompresi gambar:JPG, GIF, PNG, atau SVG?
Masing-masing jenis kompresi memiliki karakterstik tersendiri. Misalnya JPG memiliki kompresi yang merusak kualitas gambar. GIF dan SVG efektif untuk mengkompresi gambar vektor.Untuk kompresi lossy seperti JPG, perhatikan bahwa semakin kecil file yang dihasilkan, semakin buruk kualitas gambar.Memaksimalkan kinerja andaBuat perencanaan sebelum bekerja. Perencanaan yang baik mengefisienkan waktu anda dan membuat karya tidak kehilangan arah.Retouch sehalus apapun akan mudah ketahuan. Hindari jika tidak perlu.Bekerjalah dalam suasana hati baik, karena mood akan terlihat jelas di hasil kerja anda.Telitilah detail sekecil apapun.
Kamis, 04 Desember 2008
Kamis, 24 Juli 2008
1.2 Ilustrasikan proses kerja pesawat TV (proses kerja secara elektronis)
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (G = green), biru (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar
TelevisiKelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:NTSC (National Television System Committee)PAL (Phases Alternating Line)SECAM (Sequential Couleur a Memorie)PALBNTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara
BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat
VideoRangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan. Rangkaian Defleksi SinkronisasiRangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi. Rangkaian AudioSuara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
1.3 Identifikasikan standar TV dunia dan HDTV (standar internasional untuk sistem dan tampilan (warna) TV ; teknologi High Definition Television (HDTV))
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI-nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi competitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
Apa itu HDTV ?
HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm)dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media. Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima. Sistem Siaran Ideal Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)
Kompetisi Standar
Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyelenggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan internasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikat yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang sedang berkompetisi. Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini. Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.
Negara Berkembang
Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju dalam segala hal, termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang infrastrukurnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan adalah kompetisi. Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang yang infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran diatas), apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang sedang dikembangkan oleh bangsa maju dan kapankah HDTV tersebut layak diterapkan?
Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju kemungkinan membuat standar sinyal sendiri hanyalah membuang waktu dan dana. Namun demikian kalau mengikuti standar lain harus bagaimanakah?
Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ? MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.
Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapa instansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), Perguruan Tinggi, Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan (Indag), dsb-nya.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.
Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi upacara pernik
ahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, meledaklah industri televisi di Jepang . Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. , bahkan telah berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991). Yang menjadi harapan Jepang selanjutnya adalah bahwa pasaran Hi- Vison-nya (HDTV) akan meledak pada pernikahan mahkota berikutnya Naruhito dengan MasakoOwada pada bulan Juni ini. Namun ini masih menjadi pertanyaan karena harganya masih mahal (1.0 juta yen), sehingga sampai akhir Mei ini jumlah pesawat penerimanya baru sekitar 10.000. Para peneliti Jepang sedang berusaha habis-habisan untuk bisa mengeffisienkan komponen IC-nya sehingga diharapkan harganya menjadi murah. Contoh lain adalah Korea Selatan, mereka tidak terburu-buru mengadakanpenyelenggaraan-nya disaat standar belum mapan, namun yang mereka kejar adalah bagaiamana memproduksi HDTV untuk bias di ekspor, sehingga mereka mengirimkan ahli-ahli-nya yang bisa membuat HDTV ke Jepang , Eropa, Amerika. Kegiatan ini adalah merupakan konsorsium dari pemerintah dan industri-industri terkait seperti Golden Star, Samsung , Daewo, Korean Telocom dsb-nya. Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun 1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 prosen diantara-nya dikeluarkan dari kocek pemerintah. Target yang mereka harapkan adalah, konfigurasi dasar(prototipe) akan selesai dilaksanakan pada tahun 1993, sedangkan secara ambisius pada tahun 1995 nanti bisa membuat produksi secara masal. Kelihatannya sangat netral dan beralasan sekali ,saran seorang mantan peneliti dari NHK yang sekarang menjadi guru besar di salah satu perguruan tinggi di Jepang, yang menyatakan bahwa kalau negara berkembang ingin mengembangkan sistem siaran HDTV, maka yang perlu dibenahi dulu antara lain adalah , perbanyaklah ahli elektronika (pendidikan) dan yang terkait sehingga bisa membuat , menjalankan dan memasarkan industri elektronika secara mandiri. Menurut beliau kalau ni dikerjakan mulai sekarang dengan kerja keras (Gambate /bahasa Jepang), mudah-mudahan penyelenggaraan sistem siaran HDTV ini bisa dilaksanakan dalam kurun 10 tahun yang akan datang.
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI-nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi competitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
Apa itu HDTV ?
HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm)dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media. Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima. Sistem Siaran Ideal Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)
Kompetisi Standar
Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyelenggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan internasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikat yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang sedang berkompetisi. Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini. Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.
Negara Berkembang
Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju dalam segala hal, termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang infrastrukurnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan adalah kompetisi. Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang yang infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran diatas), apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang sedang dikembangkan oleh bangsa maju dan kapankah HDTV tersebut layak diterapkan?
Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju kemungkinan membuat standar sinyal sendiri hanyalah membuang waktu dan dana. Namun demikian kalau mengikuti standar lain harus bagaimanakah?
Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ? MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.
Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapa instansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), Perguruan Tinggi, Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan (Indag), dsb-nya.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.
Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi upacara pernik
ahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, meledaklah industri televisi di Jepang . Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. , bahkan telah berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991). Yang menjadi harapan Jepang selanjutnya adalah bahwa pasaran Hi- Vison-nya (HDTV) akan meledak pada pernikahan mahkota berikutnya Naruhito dengan MasakoOwada pada bulan Juni ini. Namun ini masih menjadi pertanyaan karena harganya masih mahal (1.0 juta yen), sehingga sampai akhir Mei ini jumlah pesawat penerimanya baru sekitar 10.000. Para peneliti Jepang sedang berusaha habis-habisan untuk bisa mengeffisienkan komponen IC-nya sehingga diharapkan harganya menjadi murah. Contoh lain adalah Korea Selatan, mereka tidak terburu-buru mengadakanpenyelenggaraan-nya disaat standar belum mapan, namun yang mereka kejar adalah bagaiamana memproduksi HDTV untuk bias di ekspor, sehingga mereka mengirimkan ahli-ahli-nya yang bisa membuat HDTV ke Jepang , Eropa, Amerika. Kegiatan ini adalah merupakan konsorsium dari pemerintah dan industri-industri terkait seperti Golden Star, Samsung , Daewo, Korean Telocom dsb-nya. Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun 1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 prosen diantara-nya dikeluarkan dari kocek pemerintah. Target yang mereka harapkan adalah, konfigurasi dasar(prototipe) akan selesai dilaksanakan pada tahun 1993, sedangkan secara ambisius pada tahun 1995 nanti bisa membuat produksi secara masal. Kelihatannya sangat netral dan beralasan sekali ,saran seorang mantan peneliti dari NHK yang sekarang menjadi guru besar di salah satu perguruan tinggi di Jepang, yang menyatakan bahwa kalau negara berkembang ingin mengembangkan sistem siaran HDTV, maka yang perlu dibenahi dulu antara lain adalah , perbanyaklah ahli elektronika (pendidikan) dan yang terkait sehingga bisa membuat , menjalankan dan memasarkan industri elektronika secara mandiri. Menurut beliau kalau ni dikerjakan mulai sekarang dengan kerja keras (Gambate /bahasa Jepang), mudah-mudahan penyelenggaraan sistem siaran HDTV ini bisa dilaksanakan dalam kurun 10 tahun yang akan datang.
TugaZ p. mOKo
1.4 Ilustrasikan proses alir kerja pemancar TV (frekuensi pengantar gelombang TV (UHF/VHF); proses alir kerja pemancar TV ; jenis pemancar TV berdasarkan area cakupan pancarannya(coverage area)..
PEMANCAR TELEVISI VHF DAN UHF
A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
1. Daya pancar
2. Gain dan sistem antena pemancar
3. Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
4. Frequency saluran yang digunakan
5. Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
6. Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
7. Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)
E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :1. Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan3. Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 6. Gant = Gain antena = 10dB7. Po = power output pemancarPo(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200 Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500 Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :1. Jarak pemancar dengan penerima = 20Km2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle3. Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 6. Gant = Gain antena = 10dB7. Po = Power output pemancarDengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :1. Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.2. Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.3. Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.4. TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.
PEMANCAR TELEVISI VHF DAN UHF
A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
1. Daya pancar
2. Gain dan sistem antena pemancar
3. Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
4. Frequency saluran yang digunakan
5. Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
6. Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
7. Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)
E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :1. Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan3. Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 6. Gant = Gain antena = 10dB7. Po = power output pemancarPo(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200 Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500 Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :1. Jarak pemancar dengan penerima = 20Km2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle3. Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 6. Gant = Gain antena = 10dB7. Po = Power output pemancarDengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :1. Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.2. Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.3. Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.4. TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.
Sabtu, 14 Juni 2008
tugas bu ari
Label film
Label film adalah Penamaan atau simbol dari suatu film,Pengertian indie label sering ditolakbelakangkan dengan major label. Di Amerika, grup indie memang lahir dari perlawanan terhadap perusahaan rekaman yang masuk dalam kategori besar atau major, semisal Sony BMG, Paramount, ABC, dan lain-lain. Dengan kata lain, indie adalah melawan arus besar. Tapi pengertian indie juga digunakan oleh orang-orang film. Yang tidak terdengar menggunakan istilah indie adalah seni teater, sastra, tari, seni rupa. Musik dan film memang lebih dekat dengan industri, dalam pengertian mendikte secara ekonomi, snobistik dan epigonistik. Dilihat dari sisi ini, indie mengandung pengertian independensi atau tidak mau didikte oleh selera pasar.
Label film adalah Penamaan atau simbol dari suatu film,Pengertian indie label sering ditolakbelakangkan dengan major label. Di Amerika, grup indie memang lahir dari perlawanan terhadap perusahaan rekaman yang masuk dalam kategori besar atau major, semisal Sony BMG, Paramount, ABC, dan lain-lain. Dengan kata lain, indie adalah melawan arus besar. Tapi pengertian indie juga digunakan oleh orang-orang film. Yang tidak terdengar menggunakan istilah indie adalah seni teater, sastra, tari, seni rupa. Musik dan film memang lebih dekat dengan industri, dalam pengertian mendikte secara ekonomi, snobistik dan epigonistik. Dilihat dari sisi ini, indie mengandung pengertian independensi atau tidak mau didikte oleh selera pasar.
Kamis, 05 Juni 2008
Tugas Bu. Ari
Menyimpan Magazin Dengan Film
. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkanbahwa magazin tahan terhadap sinar danmasih dapat dioperasikan sebelum disimpan.. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahansinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.. Identifikasi stok dan nomer kelompok filmdengan benar sebelum diikat dan disimpan.. Penggunaan tanda ujung selama pengambilangambar untuk menghindari tindakan berakibatsia-sia.. Perhatikan sumber, baca dan pahami bukupanduan dan melakukan penjilidan bilamanaperlu.. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahayalingkungan dan prosedur penanganan yangbenar.. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluanpersyaratan pembuatan film.. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dandilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumencermat dan dapat dibaca.
Memasang magazin Pada Kamera
. Bersihkan kamera untuk memastikan kamerabebas debu, pasir dan benda asing lainnya danperiksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindarikerugian selama pengikatan.. Koordinasi terus menerus dengan personil yangrelevan dan pahami dan pastikan persyaratanfilm selama pembuatan film.
Melepas film dari Magazin
. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untukpenyimpanan digudang dan transportasi filmyang ditayangkan.. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,dengan memberi pertimbangan pada kerugianakibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedurpenanganan yang benar untuk menghindarikerusakan selama pengoperasian.. Penggunaan isolatip pada kaleng film denganaman untuk melindungi dari cahaya.. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.
. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkanbahwa magazin tahan terhadap sinar danmasih dapat dioperasikan sebelum disimpan.. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahansinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.. Identifikasi stok dan nomer kelompok filmdengan benar sebelum diikat dan disimpan.. Penggunaan tanda ujung selama pengambilangambar untuk menghindari tindakan berakibatsia-sia.. Perhatikan sumber, baca dan pahami bukupanduan dan melakukan penjilidan bilamanaperlu.. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahayalingkungan dan prosedur penanganan yangbenar.. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluanpersyaratan pembuatan film.. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dandilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumencermat dan dapat dibaca.
Memasang magazin Pada Kamera
. Bersihkan kamera untuk memastikan kamerabebas debu, pasir dan benda asing lainnya danperiksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindarikerugian selama pengikatan.. Koordinasi terus menerus dengan personil yangrelevan dan pahami dan pastikan persyaratanfilm selama pembuatan film.
Melepas film dari Magazin
. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untukpenyimpanan digudang dan transportasi filmyang ditayangkan.. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,dengan memberi pertimbangan pada kerugianakibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedurpenanganan yang benar untuk menghindarikerusakan selama pengoperasian.. Penggunaan isolatip pada kaleng film denganaman untuk melindungi dari cahaya.. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.
Jumat, 23 Mei 2008
Tugaz Bu. Ari
JENIS KAMERA
Kamera Compact
Kamera ini adalah jenis paling kecil, dengan bentuknya yang tipis,performa cepat, dan fleksibel. Hasil gambar dan fiturnya terbatas,namun biasanya menawarkan LCD, optik dan performa cukup baik. Kamerajenis ini tak memiliki karakteristik performa dan fitur profesional,namun pas untuk dimasukkan ke dalam saku atau tas. Biasanya, kamera ini cocok untuk pemula (Anyaran). Kebanyakan kameracompact menawarkan harga murah, tetapi anda harus teliti menyimakfiturnya. Umumnya kisaran harga pada US$ 150-250 dan kualitas resolusi3-4MP. Anda akan menjumpai optikal zoom dan digital zoom masing-masingsekitar 3x atau 4x. Pada perkembangannya, ada pula kamera kelas compact yang harganyalebih mahal, hingga US$400. Ini disebabkan produsen melihat kebutuhanyang besar dikalangan pengguna awam untuk berkreasi dengan banyakfitur, sehingga fitur kamera compact semakin sesak. Akibatnya hargapun melambung. Tak heran, ada pula kamera compact yang menembusresolusi 7MP. Anda akan menjumpai banyak merek pada kelas ini,sehingga anda patut untuk lebih cermat.
Kamera Ultracompact
Kamera ini lebih kecil dari telapak tangan anda, dan cukup seksi untukdipamerkan ke rekan lainnya. Masukkan saja ke dalam jaket, dan tak adayang tahu kalau anda sedang membawanya. Pengorbanannya adalahperforma, fitur, dan kualitas gambar. Jika anda menomorsatukanpenampilan, gadget ultracompact ini jawabannya. Dengan fokus semacamini, tak heran jika performa serta fiturnya tak mampu menandingikamera compact. Kuantitas megapiksel juga sama dengan compact.
Kamera Profesional
Kamera ini memiliki kemampuan dan kehandalan di atas kamera compact.Jenis ini menawarkan kontrol yang lebih akurat, lensa yang lebih baik,dan fitur yang lebih beragam. Yang paling penting, anda akanmemperoleh hasil foto lebih baik dan cocok pencetakan berukuran besar.Produk jenis ini menawarkan setting manual untuk mengendalikan shutterspeed, f-stop, white balance, histogram, dan kontrol lainnya, sepertikompensasi exposure dan bracketing, namun tak sekompleks Digital SLR.
Superzoom
Memiliki lensa zoom 10x atau lebih, adalah bagian dari jenis kamerayang digemari pengguna yang antusias dengan fotografi. Lensanya yangbesar menempatkannya ke dalam kategori full-size, tetapi harganyaberada diantara kamera compact dan profesional. Kamera ini memiliki fitur high end dan penggunanya sering menyukaisetting otomatis. Biasanya terdapat fitur image stabilization untukmenghilangkan efek akibat goncangan. Digital SLR Merupakan jenis kamera yang digemari oleh pengguna profesional ataufotografer amatir yang haus ilmu. Kamera ini mengusung fitur yangsangat kaya. Sebut saja viewfinder TTL reflex, lensa yang dapatdiganti dengan lensa lain, kontrol total pada warna dan exposure,serta beragam aksesoris lainnya. Disamping fitur pro dan fungsinya,D-SLR menawarkan performa yang sama dengan kamera film 35mm. Yangpaling penting, produk ini dapat menghasilkan kualitas gambar yangpaling bagus daripada yang lainnya. D-SLR biasanya juga memilikisetting otomatis, namun agar setimpal dengan uang yang dibayarkan,anda pun harus rajin memanfaatkan berbagai fitur tingkat lanjut,seperti kontrol manual.
Kamera Compact
Kamera ini adalah jenis paling kecil, dengan bentuknya yang tipis,performa cepat, dan fleksibel. Hasil gambar dan fiturnya terbatas,namun biasanya menawarkan LCD, optik dan performa cukup baik. Kamerajenis ini tak memiliki karakteristik performa dan fitur profesional,namun pas untuk dimasukkan ke dalam saku atau tas. Biasanya, kamera ini cocok untuk pemula (Anyaran). Kebanyakan kameracompact menawarkan harga murah, tetapi anda harus teliti menyimakfiturnya. Umumnya kisaran harga pada US$ 150-250 dan kualitas resolusi3-4MP. Anda akan menjumpai optikal zoom dan digital zoom masing-masingsekitar 3x atau 4x. Pada perkembangannya, ada pula kamera kelas compact yang harganyalebih mahal, hingga US$400. Ini disebabkan produsen melihat kebutuhanyang besar dikalangan pengguna awam untuk berkreasi dengan banyakfitur, sehingga fitur kamera compact semakin sesak. Akibatnya hargapun melambung. Tak heran, ada pula kamera compact yang menembusresolusi 7MP. Anda akan menjumpai banyak merek pada kelas ini,sehingga anda patut untuk lebih cermat.
Kamera Ultracompact
Kamera ini lebih kecil dari telapak tangan anda, dan cukup seksi untukdipamerkan ke rekan lainnya. Masukkan saja ke dalam jaket, dan tak adayang tahu kalau anda sedang membawanya. Pengorbanannya adalahperforma, fitur, dan kualitas gambar. Jika anda menomorsatukanpenampilan, gadget ultracompact ini jawabannya. Dengan fokus semacamini, tak heran jika performa serta fiturnya tak mampu menandingikamera compact. Kuantitas megapiksel juga sama dengan compact.
Kamera Profesional
Kamera ini memiliki kemampuan dan kehandalan di atas kamera compact.Jenis ini menawarkan kontrol yang lebih akurat, lensa yang lebih baik,dan fitur yang lebih beragam. Yang paling penting, anda akanmemperoleh hasil foto lebih baik dan cocok pencetakan berukuran besar.Produk jenis ini menawarkan setting manual untuk mengendalikan shutterspeed, f-stop, white balance, histogram, dan kontrol lainnya, sepertikompensasi exposure dan bracketing, namun tak sekompleks Digital SLR.
Superzoom
Memiliki lensa zoom 10x atau lebih, adalah bagian dari jenis kamerayang digemari pengguna yang antusias dengan fotografi. Lensanya yangbesar menempatkannya ke dalam kategori full-size, tetapi harganyaberada diantara kamera compact dan profesional. Kamera ini memiliki fitur high end dan penggunanya sering menyukaisetting otomatis. Biasanya terdapat fitur image stabilization untukmenghilangkan efek akibat goncangan. Digital SLR Merupakan jenis kamera yang digemari oleh pengguna profesional ataufotografer amatir yang haus ilmu. Kamera ini mengusung fitur yangsangat kaya. Sebut saja viewfinder TTL reflex, lensa yang dapatdiganti dengan lensa lain, kontrol total pada warna dan exposure,serta beragam aksesoris lainnya. Disamping fitur pro dan fungsinya,D-SLR menawarkan performa yang sama dengan kamera film 35mm. Yangpaling penting, produk ini dapat menghasilkan kualitas gambar yangpaling bagus daripada yang lainnya. D-SLR biasanya juga memilikisetting otomatis, namun agar setimpal dengan uang yang dibayarkan,anda pun harus rajin memanfaatkan berbagai fitur tingkat lanjut,seperti kontrol manual.
Kamis, 17 April 2008
Kamis, 21 Februari 2008
Kamis, 14 Februari 2008
Langkah-langkah memposting gambar
Nama :Dwi Astuti
Kelas : 1 multimedia 1
Absen : 8
DeskripsiHingga kini masih ada keraguan orang terhadap kualitas kamera digital. Padahal, kenyataannya kamera digital bisa memberi kualitas prima dibandingkan kamera film untuk berbagai hal, terutama pada kecepatan memberi hasil, yakni dari kamera bisa langsung ”naik cetak” melalui perangkat komputer dan printer.Cara mudah buat mengerti spesifikasi dari kamera digital adalah melalui resolusinya. Memang, kamera film 35mm bisa mengalahkan beberapa kamera digital dalam jumlah pixel. Anda membutuhkan sedikitnya 200 pixel per inci untuk hasil fotografi yang bermutu dari kamera digital. Keunggulan kamera digital dibanding film seluloid adalah pada perimbangan warna. Perimbangan yang seksama bisa dilakukan kamera digital dengan kondisi cahaya berbeda. Kamera digital juga berkemampuan menangkap detil dalam kilasan terang atau bayangan buram dari suatu suasana. Dapat dibilang, kamera digital sebenarnya lebih baik dan lebih cerdas dari kamera film. Kata kunci dari kalimat di atas adalah kecerdasan kamera digital. Sebagian besar kamera digital datang dari perusahaan Jepang yang mempunyai pengalaman merekayasa pembuatan saluran gambar dari CCD ke videotape analog (muatan yang ada di camcorder atau kamera video). Mereka kemudian mengadaptasinya ke berbagai perangkat kamera video DV.”iDshot”Sanyo semakin meramaikan pasar kamera digital jenis itu dengan menghadirkan IDC-1000Z, atau lebih akrab disebut ”iDshot”. Melalui produk terbarunya itu Sanyo menerapkan teknologi Vertical Pixel Mixture CCD (VPmixCCD) untuk mengoptimalkan fungsi video pada kamera. Hal ini didukung inovasi yang dikembangkan oleh Sanyo berupa iD PHOTO disc , yaitu sebuah media penyimpanan magneto optical (MO) disc seukuran disket mini (hanya 50 mm) yang berkapasitas 730 MB — atau bermuatan lebih banyak dari compact disc. iD PHOTO adalah media perekaman generasi terbaru untuk kamera digital berbasis iD Format Standard, yang merupakan pengembangan dari tiga perusahaan Jepang yakni Olympus Optical, Hitachi Maxell dan Sanyo Electric.iD PHOTO dapat dibilang mencapai tingkat standar teknologi perekaman dan playback yang inivatif, yang setara dengan sistem Laser Pulse Magnetic Field Modulation Recording dan Center Aperture Detection Magnetic Super Resolution.”iDshot” tercatat sebagai kamera digital pertama yang mampu mengambil gambar bergerak sebanyak 30 frame per detik pada resolusi VGA (640x480), atau selama 120 menit. Perangkat ini dilengkapi pula dengan perekam audio sehingga mirip dengan handycam atau kamera video. Untuk penyimpanan gambar, iD PHOTO disc dapat menampung sebanyak 12.000 gambar pada resolusi standar, atau 2.000 gambar pada resolusi yang tinggi. Sedangkan untuk format TIFF yang tidak dikompresi, iD PHOTO disc dapat menampung 255 gambar.Dengan kapasitas penyimpanan yang terbilang besar itu, maka tidak perlu khawatir bila akan dipakai untuk pengambilan objek ribuan kali. Setelah penuh, image dapat ditransfer ke media lain, dan iD PHOTO disc dapat dipakai berulang kali. Kecepatan transfer datanya terbilang tinggi yakni 20 Mbps (megabit per detik).Fungsional”iDshot” dilengkapi menu-menu yang yang fungsional. Misalnya, ketika dipakai sebagai kamera video, tombol zooming yang berada di bagian sebelah kiri depan lensa bisa langsung bekerja dengan menggerakkannya ke atas dan ke bawah. Hasil videoklip dapat ditampilkan di layar televisi dengan menghubungkan kabel dari port AVI yang sudah tersedia pada kamera ke pesawat TV. Kelebihan lain yang juga dimiliki kamera tersebut adalah frame gambar dalam bentuk video dapat diubah menjadi gambar diam (still image). Disediakan pula Animation Mode, yang dapat difungsikan untuk membuat film animasi. Fungsi ini sangat menarik dan menambah kreativitas dari pengguna.Bila ingin mengambil gambar yang bergerak cepat, kamera ini dapat mengambil beberapa gambar dalam kecepatan 7,5 frame per detik. Untuk selanjutnya tinggal dipilih gambar yang benar-benar diinginkan. Dalam pengambilan gambar close-up, lensa kamera ini memiliki 3x zoom autofokus dan 4x digital, sehingga bisa melakukan close-up obyek sampai 3 cm. Ini tidak lain berkat adanya mode macro.Untuk kenyamanan di saat pengambilan obyek, disediakan layar LCD polysilicon TFT 1,8 inci, sehingga obyek yang sedang dibidik dapat langsung ditampilkan. Layar monitor ini sangat membantu untuk penyuntingan gambar tanpa harus menghubungkan kamera ke komputer pribadi (PC).Untuk men-download gambar maupun videoklip, kamera ini telah mengikuti standar transfer data dengan pemakaian USB interface. Bahkan diberikan alternatif transferring dengan port FireWire IEEE 1394 yang mampu memberikan kecepatan transfer data berkecepatan 400 Mbps.
Kamis, 07 Februari 2008
Membuat Blog dengan Blogspot
Langkah-langkah membuat blog
1. Buka http://www.blogger.com/start
2. klik CIPTAKAN BLOG ANDA
3. Masukan e-mail 2 kali
4. Masukan password 2 kali
5. Masukan verifikasi kata
6. Centang saya menerima
7. Klik lanjutkan
8. Isi judul blog
9. Ciptakan Blog Anda
10. Klik lanjutkan
11. Pilih template
12. Klik lanjutkan
13. Klik mulai posting
14. Isi judul
15. Isi berita
16. Klik mempublikasikan posting
1. Buka http://www.blogger.com/start
2. klik CIPTAKAN BLOG ANDA
3. Masukan e-mail 2 kali
4. Masukan password 2 kali
5. Masukan verifikasi kata
6. Centang saya menerima
7. Klik lanjutkan
8. Isi judul blog
9. Ciptakan Blog Anda
10. Klik lanjutkan
11. Pilih template
12. Klik lanjutkan
13. Klik mulai posting
14. Isi judul
15. Isi berita
16. Klik mempublikasikan posting
Langganan:
Postingan (Atom)